PENGUNJUNG YANG BAIK SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR

METODE MENGAJAR DAN MEMOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Disampaikan dalam Pelatihan “Peningkatan PBM Berbasis Kompetensi” pada
Fakultas Teknik Universitas Pancasila, tanggal 7 Mei 2003.

Makalah ini menyajikan secara ringkas dua pokok bahasan, yaitu Metode Mengajar pada Proses Belajar Mengajar Berbasis Kompetensi dan Memotivasi Belajar Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Pada Bahasan pertama akan dikupas beberapa metode mengajar yang cocok diterapkan untuk PBM Berbasis Kompetensi di perguruan tinggi, seperti metode Kuliah, Tanya jawab, Latihan dan Praktek, Kerja Kelompok dan Penemuan. Pada bahasan kedua dibahas tentang berbagai teknik memotivasi mahasiswa agar belajar secara optimal, yaitu dengan menerapkan ARCS Model dari Keller dan Nine Learning Events dari Gagne, serta dengan kiat-kiat khusus.

1. Metode Mengajar pada Proses Belajar Mengajar Berbasis Kompetensi

Proses Belajar Mengajar (PBM) Berbasis Kompetensi merujuk kepada pembelajaran yang benar-benar efektif mampu menghasilkan mahasiswa lulusan yang memiliki kompetensi. Kompetensi ialah kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dan fungsi-fungsi pokok dalam suatu pekerjaan. Kompetensi itu dapat diamati, berupa tindakan perilaku dan menurut standard tertentu.

Ada lima tahapan penting dalam mengembangkan PBM Berbasis Kompetensi, yaitu; 1) menentukan kompetensi dasar yang hendak dicapai, 2) membatasi isi untuk setiap tujuan pembelajaran atau setiap kompetensi khusus, 3) mengidentifikasi indikator hasil belajar, 4) merancang kegiatan pembelajaran dan kriteria untuk mengukur hasil belajar, dan 5) mengembangkan proses belajar dimana mahasiswa dapat mendemonstrasikan penguasaan kompetensi tersebut. PBM yang dikembangkan melalui lima tahapan tersebut akan dapat mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Namun demikian tercapainya efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, yaitu; harapan-harapan dosen mengenai kemampuan mahasiswa untuk belajar, keterampilan mengelola kelas, jumlah waktu yang disediakan mahasiswa untuk mencapai tugas akademik, pembuatan keputusan oleh dosen, dan variasi metode mengajar. Penggunaan variasi metode mengajar merupakan faktor terpenting untuk PBM yang efektif dan efisien. Seorang pengajar harus menguasai berbagai jenis metode dan mampu menggunakannya secara bervariasi.

Metode mengajar ada yang umum yang dapat diterapkan segala jenis pembelajaran, dan ada pula metode yang spesifik yang cocok untuk bidang studi tertentu. Berikut ini beberapa metode mengajar yang umum yang biasa digunakan dalam berbagai kesempatan pembelajaran.

Berbagai Jenis Metode, Fokus dan Sifatnya
Metode Fokus Sifat
1. Kuliah (Lecture)
2. Tanya jawab (Questioning)
3. Latihan dan Praktek (Drill and Practice)
4. Diskusi dan Kerja Kelompok (Grouping)
5. Penemuan (Discovery/Inquiry) Teacher-centered
Teacher-centered
Teacher-centered

Student-centered

Student-centered Penyajian Informasi
Penyajian Informasi
Berbagi pengalaman

Berbagi pengalaman

Pemecahan masalah

Sebenarnya masih ada banyak lagi metode yang bisa diterapkan dalam perkuliahan di perguruan tinggi. Metode-metode tersebut bisa dipadukan dan divariasikan dengan metode lainnya. Sebagai contoh, penggunaan metode kuliah dapat dipadukan dengan berbagai metode lain sehingga metode kuliah ini memiliki banyak variasi. Kuliah bisa bersifat kuliah murni (pure lectures), kuliah mini (mini-lecture), chalk-talk lectures, kuliah audio-visual (audiovisual lectures), kuliah interaktif (interactive lectures), guided note-taking lectures, dan kuliah demonstasi (demonstration lectures). Metode diskusi juga memiliki banyak variasi, misalnya diskusi panel, seminar, kelompok okupasi, workshop, dan masih banyak lagi lainnya. Demikian pula dengan metode yang berbasis pada penemuan, memiliki banyak variasi seperti, pemberian tugas, studi kasus, dan observasi.

Ditinjau dari fokus atau pemeran utamanya, metode-metode kuliah, tanya jawab, latihan dan praktek berfokus pada dosen atau teacher centered, sedangkan metode-metode diskusi dan kerja kelompok dan metode penemuan berfokus pada mahasiswa atau student centered. PBM berbasis kompetensi sebaiknya diarahkan agar lebih banyak berfokus pada mahasiswa, sehingga keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar mengajar lebih tinggi dan mahasiswa lebih aktif.

Lebih lanjut apabila ditinjau dari sifat pembelajarannya, pada dasarnya berbagai jenis metode yang ada dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis metode mengajar. Pengelompokan metode tersebut adalah; 1) kelompok metode yang berbasis pada penyajian informasi, 2) metode berbasis berbagi pengalaman dan 3) metode berbasis pemecahan masalah. Ketiga jenis metode tersebut semuanya cocok untuk PBM berbasis Kompetensi. Hanya saja penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis kompetensi yang akan diajarkan. Metode-metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab adalah contoh metode yang berbasis penyajian informasi. Metode-metode tersebut cocok untuk mengajarkan kompetensi-kompetensi pada jenjang kognitif pemahaman. Sedangkan metode-metode; kelompok okupasi, workshop cocok untuk mengajarkan kompetensi berupa keterampilan atau skill. Kemudian metode-metode inquiry cocok untuk mengajarkan kompetensi yang lebih komprehensif.

Metode inquiry adalah metode yang sangat cocok untuk mengajarkan kompetensi tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi serta memecahkan masalah. Metode ini dimulai dengan memanfaatkan keingintahuan mahasiswa (curiosity of the learner), kemudian dikembangkan suatu tahapan langkah kegiatan yang berputar berulang (spiral) mulai dari bertanya (asking question), mencari jawaban dan solusi (investigating solutions), menyusun pengetahuan baru sesuai informasi yang didapat (creating new knowledge), mendiskusikan temuan dan pengalaman (discussing our discovery and experiences), dan dilanjutkan dengan memikirkan dan merenungkan pengetahuan baru yang didapat (reflecting on our new-found knowledge). Agar pemahaman Anda lebih jelas, perhatikan gambar berikut.


Gambar Proses Inquiry

Kemudian berkenaan dengan pemilihan metode oleh dosen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijadikan pertimbangan. Hal-hal yang berkenaan dengan isi materi, jenjang kompetensi, learning domain, situasi dan kondisi, gaya belajar mahasiswa (learning style), dan kemampuan dan keterampilan dosen sendiri.
Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa tidak ada single method yang terbaik untuk pembelajaran berbasisi kompetensi. Pembelajaran sebaiknya menerapkan multi metoda, yang menggunakan berbagai variasi metode. Selain itu prinsip umum yang harus diikuti dosen adalah bahwa proses belajar yang optimal harus diciptakan dan diupayakan bersama-sama antara dosen dan mahasiswa. Sejak awal perencanaan mahasiswa harus dilibatkan dan didengar kebutuhannya. Berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menguji gagasannya, belajar sambil bekerja, mengambil resiko dan brekreatifitas, memanfaatkan sumber belajar yang cukup.


2. Memotivasi Belajar Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Harus diakui bahwa mahasiswa tidak akan belajar jika tidak ada motivasi untuk belajar. Adanya motivasi yang tinggi adalah syarat mutlak untuk terjadinya proses belajar pada diri mahasiswa. Ketika dosen berada di dalam kelas, hal pertama yang harus dilakukannya agar mahasiswa siap untuk belajar adalah membangun minat dan perhatian mahasiswa agar termotivasi untuk mempelajari hal yang telah dipersiapkan dan direncanakan bersama oleh dosen dan mahasiswa. Ada berbagai cara untuk memotivasi mahasiswa dalam belajar. Berikut ini secara konseptual-teoritis disampaikan dua cara memotivasi mahasiswa yang telah dikembangkan oleh dua ahli yaitu Keller dan Gagne. Selanjutnya topik kedua ini akan ditutup dengan sajian tentang memotivasi belajar mahasiswa dengan kiat-kiat khusus.

2.1. Memotivasi Belajar Mahasiswa dengan ARCS Model.

Model ini (ARCS Model of Motivational Design) dikembangkan oleh John M. Keller, dari Florida State University, 1983-1987. Model ARCS memiliki empat strategi pokok untuk memotivasi belajar mahasiswa yaitu; Attention yakni strategi untuk menimbulkan dan memelihara minat dan keingintahuan dan perhatian mahasiswa, Relevance yakni strategi menghubungkan kebutuhan, minat dan motif mahasiswa, Confidance yakni strategi membantu mahasiswa mengembangkan harapan positif untuk mencapai sukses, dan Satisfaction yakni strategi memberi penguatan dari dalam dan dari luar untuk usaha mahasiswa. Secara lebih rinci berikut ini penjelasan masing-masing strategi tersebut.
Attention;
- Perceptual Arousal; memberi hal baru, kejutan, yang berbeda atau belum pasti. Contoh: dosen meletakkan kotak tertutup bertuliskan pertanyaan di meja di depan kelas.
- Inquiry Arousal; merangsang rasa ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan. Contoh: dosen menyajikan masalah dan meminta mahasiswa memecahkannya berdasar pengetahuannya.
- Variability; menggabungkan berbagai metode dan media agar memenuhi kebutuhan mahasiswa. Contoh: dosen menyajikan presentasi setelah itu membagi tugas kelompok.
Relevance;
- Goal Orientation; menampilkan tujuan dan manfaat pembelajaran dan metode yang ditempuh. Contoh: dosen menjelaskan tujuan pembelajaran saat itu.
- Motive Matching; menyesuaikan tujuan dengan kebutuhan dan motif mahasiswa. Contoh: dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan kebutuhan dan cara belajarnya.
- Familiarity; menyajikan materi yang mudah dipahami dan terkait dengan pengalaman mahasiswa dan nilai-nilai yang dimiliki. Contoh: dosen meminta mahasiswa memberikan contoh berdasarkan pengalamannya mengenai konsep yang dipelajari di kelas.
Confidance;
- Learning Requirements; menginformasikan kepada mahasiswa tentang persyaratan kinerja dan belajar serta kriteria penilaian. Contoh: dosen memberi daftar kriteria penilaian dan memberi contoh karya mahasiswa.
- Success Opportunity; memberi tantangan dan kesempatan untuk sukses belajar. Contoh: dosen memberi tugas setelah itu diberi balikan.
- Personal Responsibility; menghubungkan keberhasilan belajar dengan usaha pribadi dan kemampuan mahasiswa. Contoh: dosen memberi balikan tertulis dan pernghargaan atas prestasi mahasiswa.


Satisfaction;
- Instrinsic Reinforcement; mengundang dan mendukung penguatan dari dalam tentang pengalaman belajar. Contoh: dosen mengundang mahasiswa senior untuk berbagi pengalaman, memberi tugas dan menilai.
- Extrinsic Reward; memberi penguatan positif dan balikan yang memotivasi. Contoh: dosen menghargai setiap kompetensi yang telah dicapai oleh mahasiswa, misalnya berupa sertifikat.
- Equity; memelihara standard yang konsisten dan konsekuensi-konsekuensi dari sukses. Contoh: dosen memberikan balikan dengan kriteria yang telah disepakati, misalnya nilai A+ untuk tugas yang meleibihi requierement.

2.2. Memotivasi Belajar Mahasiswa dengan Model Nine Events of Instruction

Model ini (Nine Events of Instruction) dikembangkan oleh Robert Gagne, dan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965, saat ia masih bekerja di United States Department of Defense. Sejak th 1969 ia menjadi profesor di Department of Educational Research di Florida State University. Buku Gagne berjudul The Condition of Learning (1965) mengupas tentang kondisi mental untuk belajar. Menurut Gagne pada diri seseorang akan terjadi proses belajar pengolahan informasi yang optimal apabila terjadi sembilan tahapan proses mental yang disebut sembilan peristiwa belajar. Oleh karena itu pengajar harus mengusahakan terjadinya proses mental pada diri mahasiswa (internal mental process) melalui upaya mewujudkan peristiwa pembelajaran (instructional events).

Sembilan peristiwa pembelajaran tersebut adalah; 1) gaining attention, 2) inform learner of objectives, 3) stimulating recall of prior learning, 4) presenting the content, 5) providing learning guidance, 6) eliciting performance, 7) providing feedback, 8) assessing performance, dan 9) enhancing retention and transfer.

Selanjutnya sebagai akibat dari masing-masing peristiwa pembelajaran yang diusahakan oleh pengajar tersebut diharapkan akan terjadi proses internal pada diri mahasiswa, yaitu 1) sensory reception, 2) expectancy, 3) retrieval to working memory, 4) selective perception, 5) semantic encoding, 6) responding, 7) reinforcement, 8) retrieval and reinforcement, 9) retrieval and generalization.

Contoh cara tindakan untuk memunculkan masing-masing peristiwa tersebut adalah; 1) menggunakan rangsangan yang tiba-tiba dan berubah untuk memperoleh perhatian, 2) beritahu mahasiswa apa yang mereka akan mampu lakukan setelah belajar, 3) tanya untuk mengingatkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari siswa sebelunya, 4) sajikan materi dengan berbagai tampilan yang berbeda, 5) sarankan susunan yang bermakna, 6) mintalah mahasiswa menampilkan keterampilan yang telah dipelajari, 7) berikan informasi tentang kemajuan belajar mahasiswa, 8) mintalah tambahan kinerja mahasiswa disertai balikan 9) berikan bervariasi latihan dan ruang kajian.

2.3. Memotivasi Belajar Mahasiswa dengan Kiat-kiat Khusus.

Cara memotivasi belajar mahasiswa berikut ini telah banyak diketahui dan berkembang di kalangan pendidik, dan telah banyak berguna dalam meningkatkan efektifitas PBM dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Cobalah gunakan secara lebih intens kiat-kiat berikut yang saya yakin telah Anda kuasai sebagiannya.
a. Ciptakan suasana yang kondusif. Layanilah apabila mahasiswa bertanya, puaskan kebutuhan mahasiswa akan informasi.
b. Libatkan mahasiswa dalam perencanaan PBM. Bantulah mahasiswa merumuskan tujuan belajar yang hendak dicapai.
c. Mulailah dari sesuatu yang diketahui mahasiswa. Hal ini akan mempercepat proses kemajuan belajar mahasiswa.
d. Mulailah dari yang sederhana menuju yang kompleks. Dengan demikian mahasiswa menjadi lebih optimis.
e. Layanilah gaya belajar yang disukai mahasiswa. Kecepatan belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan semata, tetapi dipengaruhi pula oleh gaya belajar yang disukai. Mahasiswa tipe visual lebih banyak belajar lewat melihat dan membaca (media), mahasiswa tipe auditif lebih banyak belajar lewat mendengarkan dan mahasiswa tipe tactile lewat melakukan (by doing).
f. Bagilah tujuan berdasarkan ranah belajar. Kebanyakan belajar melibatkan tiga ranah belajar yaitu kognitif (kemampuan intelekual), afektif (ekspresi perasaan; sikap minat dan nilai-nilai), dan psikomotor (fisik dan gerak motorik).
g. Buatlah materi lebih bermakna. Materi yang bermakna bagi kehidupan mahasiswa akan lebih mudah dan cepat dipelajari.
h. Berikan aplikasi pengetahuan sesegera mungkin. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya akan memperkuat belajar dan membangun percaya diri mahasiswa.
i. Atur waktu istirahat mahasiswa yang teratur. Setelah giat belajar mahasiswa perlu istirahat. Pekalah terhadap gejala kelelahan dan kebosanan mahasiswa, terutama setelah belajar yang sulit, kompleks, atau panjang.
j. Beritahukan kemajuan yang dicapai mahasiswa. Belajar menjadi mudah bagi mahasiswa apabila mereka tahu betul kemajuan yang dicapainya. Balikan yang positif mendorong mereka lebih semangat dan optimis.
k. Hargailah dan berikan hadiah bagi yang berhasil memenuhi harapan.

Selanjutnya secara ringkas berikut ini adalah prinsip-prinsip untuk memotivasi belajar mahasiswa dalam berbagai situasi. Pertama, lingkungan dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian mahasiswa pada apa yang perlu dipelajari. Kedua, pemberian insentif memotivasi belajar. Ketiga, motivasi internal lebih tahan lama dan lebih self directive daripada motivasi eksternal yang membutuhkan penguatan. Keempat, belajar lebih efektif ketika individu siap belajar yakni ketika timbul rasa ingin tahu. Kelima, motivasi mahasiswa berkembang lewat materi pengajaran yang terorganisir.
Akhirnya yang terpenting dalam upaya memotivasi belajar mahasiswa adalah karakter pribadi dosen itu sendiri. Dosen yang bisa memotivasi belajar mahasiswa adalah dosen yang penguasaan materinya bagus, yang memiliki integritas, jujur berprinsip, dan baik hati, percaya diri, peduli dan mampu berkomunikasi secara baik dengan mahasiswa.

Daftar Pustaka

Davis, B.G. (2003). Motivating Students. http://www.hcc.hawaii.edu
Gagne, R. (1985). The Condition of Learning (4th ed.). New York: Holt, Rinehart & Winston.
Houston W.R. et all. (1988). Touch the Future Teach! St.Paul: West Publishing Company.
Kruse, K. (2003). Gagne’s Nine Events of Instruction: An Introduction. http://www.e-learningguru.com
Luce, R.W. (2003). Motivating the Unmotivated. http://www.hcc.hawaii.edu
Sizer, T.R. (2003). Good Teaching. http://www.hcc.hawaii.edu

0 komentar:

Posting Komentar