Pendekatan S-T-M pada awalnya merupakan salah satu pendekatan yang ditujukan untuk pendidikan ilmu alam (natural science education). Pertama kali berkembang di Amerika Serikat, selanjutnya di Inggris dengan nama SATIS (Science Technology in Society), di Eropa dikembangkan EU-SATIS. Sedangkan di Israel dengan istilah (Science Technology Environment Society) dan di negara-negara Afrika dengan nama Science Policy. Sedangkan istilah Sains-Teknologi-Masyarakat (S-T-M atau SATEMAS) sendiri pertama kali dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning About Science and Society.
Sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat khususnya dunia pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat dipahami karena ilmu pengetahuan pada dasarnya menjelaskan tentang konsep. Sedangkan teknologi merupakan suatu seni/keterampilan sebagai perwujudan dari konsep yang telah dipelajari dan dipahami. Dengan kata lain untuk memahami sains dan teknologi berarti harus memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan menggunakan konsep-konsep ilmu, mengenal teknologi yang ada di masyarakat serta dampaknya, mampu menggunakan dan memelihara hasil teknologi, kreatif membuat hasil teknologi sederhana, dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakatnya.
Hubungan saling mempengaruhi dan ketergantungan antara sains, teknologi dan masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar1. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat
Diadaptasi dari Hungerford dalam Fajar.
Definisi S-T-M menurut The National Science Teachers Association (NSTA) adalah belajar dan mengajar sains dalam konteks pengalaman manusia. Sedangkan Poedjiadi (2005:47) mengatakan bahwa pembelajaran S-T-M berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan S-T-M merupakan suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat.
Menurut Fajar (2003:108), mengemukakan pada umumnya S-T-M memiliki karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak.
b. Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
c. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d. Perpanjangan belajar di luar kelas dan sekolah.
e. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.
f. Suatu pandangan bahwa isi dari pada sains bukan hanya konsep-konsep saja yang harus dikuasai siswa dalam tes.
g. Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya dalam memecahkan masalah.
h. Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
i. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentiflkasikan.
j. Identifikasi sejauhmana sains dan teknologi berdampak di masa depan.
k. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Dari karakteristik S-T-M yang dikemukakan Yager, dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan S-T-M diawali dengan isu dan isu itulah yang merupakan ciri utamanya. Karena dengan mengemukakan isu mendorong peserta didik untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah yang diakibatkan oleh isu tersebut. Dalam memecahkan masalah peserta didik akan mencari informasi dari berbagai sumber, bukan hanya di dalam kelas melainkan di luar kelas dengan menggunakan berbagai cara termasuk memanfaatkan teknologi. Dengan demikian peserta didik belajar menemukan dan menyusun sendiri pengetahuan yang diperolehnya dari proses belajar yang dilakukannya. Selain itu proses belajar juga merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat berpartisipasi sebagai warga negara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar