PENGUNJUNG YANG BAIK SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR

Peranan Media Pendidikan

2.1 Media Pendidikan
Media dalam bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, dkk., 1996: 6). Media adalah perantara/ sarana/ pengantar pesan/ informasi. Menurut Rohani (1997: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/ sarana/ alat untuk proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara(UU RI No. 20 Th 2003, Bab I, Pasal I). Dengan demikian media pendidikan dapat diartikan sebagai sarana atau alat komunikasi antara guru dan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani (1997: 4) bahwa media pendidikan adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta instruksional tercapai dengan mudah.
Menurut Hamalik (1994: 12) media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Media pendidikan identik dengan alat bantu belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik (Danim, 1995: 7).
Berdasarkan pendapat di atas ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a) penekanan media pendidikan terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat, didengar atau diraba oleh panca indra
b) media pendidikan merupakan suatu perantara (media) yang digunakan dalam rangka pendidikan
c) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas
d) media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan atau komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran
e) media pendidikan erat hubungannya dengan metode mengajar.

2.1.1 Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari Kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Cara yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar lebih dikenal dengan metode mengajar. Menurut Djamarah dan Zain (1996: 84) metode mangajar merupakan strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut Sudjana (2002: 76) metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Berdasarkan ke-dua pendapat di atas, metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan guru dapat berinteraksi dengan siswa sehingga tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai.
Guru harus pandai memilih metode mengajar dan media pendidikan dalam menyampaikan materi pelajaran. Djamarah (2000: 193) menyatakan bahwa salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar adalah kelemahan dan kelebihan. Kelemahan dari suatu metode dapat diatasi dengan menggunakan media pendidikan.

2.1.2 Peranan Media Pendidikan
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan media pendidikan (Harjanto, 1996: 237). Kedua aspek ini sangat berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi media yang akan digunakan meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar harus memiliki gagasan sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan peserta didik (Rohani, 1997: 6). Hal ini dapat ditunjukkan melalui media pendidikan. Media pendidikan yang dimaksud dapat dikatakan sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Karena itu, disamping gagasan guru, perlu diperhatikan unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi guru dengan peserta didik dalam menciptakan media pendidikan. Hal ini berarti bahwa agar proses komunikasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, perlu mengenal tentang beberapa peranan dan fungsi dari media pendidikan.
Beberapa peranan media pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat variabelistis
b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
c) dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif peserta didik sehingga menimbulkan gairah belajar
d) apabila latar belakang lingkungan guru dengan siswa ataupun antar siswa berbeda maka media pendidikan dapat mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. (Sadiman, dkk., 1996: 16).
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan media pendidikan adalah sebagai berikut:
a) mengatasi perbedaan pengalaman antara peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik. Misalnya peserta didik yang bertempat tinggal di daerah pegunungan yang belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film, video kaset sehingga menimbulkan persepsi yang sama
b) mengatasi keterbatasan daya indra. Misalnya benda yang akan diajarkan terlalu besar dapat di lihat melalui film-strip, gambar, slide, dan sebagainya. Untuk mengatasi benda yang secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil misalnya sel, bakteri, atom dapat menggunakan mikroskop, proyektor, dan lain-lain
c) mengatasi keterbatasan waktu. Misalnya kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi dengan rekaman video atau foto
d) keterbatasan ruang. Misalnya objek yang diajarkan terlalu komplek dapat disajikan dengan model gambar
e) mengatasi peristiwa alam. Misalnya terjadinya letusan gunung berapi, pertumbuhan atau perkembangbiakan hewan maupun tumbuhan dapat menggunakan media gambar, film, dan sebagainya
f) membangkitkan minat belajar siswa yang baru dan meningkatkan motivasi kegiatan belajar peserta didik.

2.1.3 Fungsi Media Pendidikan
Menurut Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik, 1994: 15) nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
a) meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir oleh karena itu mengurangi verbalisme
b) memperbasar perhatian siswa
c) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap
d) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa
e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama terdapat pada gambar hidup
f) membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa
g) memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta dapat membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Mcknown (dalam Nurani, 1947: 8) menyatakan bahwa ada empat fungsi media pendidikan di dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a) mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan peserta didik
b) membangkitkan motivasi belajar pada peserta didik
c) media instruksional edukatif pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi peserta didik, sehingga menarik perhatian peserta didik
d) media instruksional edukatif memberikan kebebasan kepada peserta didik lebih besar dibandingkan dengan cara tradisional
e) media instruksional edukatif lebih konkrit dan mudah dipahami
f) media instruksional edukatif mendorong peserta didik untuk ingin tahu lebih banyak
g) memberikan kejelasan ( clarification )
h) memberikan rangsangan ( stimulation ).
Berdasarkan pendapat di atas fungsi media pendidikan adalah dapat mempertinggi proses kegiatan belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Walaupun fungsi media pendidikan cukup penting sebagai alat dan sumber pengajaran, tapi media pendidikan tersebut tidak bisa menggantikan guru sepenuhnya, artinya media pendidikan tanpa guru suatu hal yang mustahil dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Peranan guru masih tetap diperlukan sekalipun media pendidikan tersebut telah mewakili atau merangkum semua bahan pengajaran yang diperlukan siswa.

2.1.4 Klasifikasi Media Pendidikan
Beberapa ahli mengklasifikasikan media pendidikan yang dikaitkan dengan teknologi pendidikan, pengalaman peserta didik, maupun kecanggihan media pendidikan tersebut. Namun penggunaan media pendidikan yang lebih penting pada fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat komunikasi khususnya dalam hubungannya dengan masalah proses belajar mengajar harus dikaitkan dengan tujuan pengajaran yang akan di capai.
Menurut Harjanto (1996: 237) ada beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain:
a. media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering disebut dengan media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar
b. media tiga dimensi biasanya dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model susun, model kerja, mock up, dioroma, dan lain-lain
c. media proyeksi seperti slide, film-strip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain
d. penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.

2.2 Peranan Barang Bekas, Bahan, dan Peralatan Sederhana sebagai Media
Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran, salah satu hambatan yang sering kali mucul adalah ketika guru harus menvisualkan suatu konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut, guru dapat berupaya membuatnya dari bahan- bahan sederhana.
Guru selalu dituntut mengembangkan kreativitas agar materi bisa diterima dengan baik oleh siswa. Kreativitas guru bisa terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan suatu media didalam mata pelajarannya.
Keterbatasan yang sifatnya individual ini pada dasarnya sangat manusiawi. Namun demikian hal tersebut jangan diartikan bahwa ia boleh mengurangi target sasaran pembelajaran. Dengan segala keterbatasan yang ada merupakan tanggung jawab guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana :
a. Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bisa diperoleh di toko pasar terdekat. Jika harus membeli maka perhatikan harganya. Usahakan agar bahan yang digunakan terjangkau harganya oleh guru, sekolah maupun siswa.
b. Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui mendengarnya.
c. Kembangkan bahan-bahan yang bisa membuat siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran.
d. Gunakan bahan-bahan yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang disajikan.
e. Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.
f. Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang ia dengar, amati selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaaanya.

2.2.1 Tujuan Pembuatan Media Sederhana
Berdasarkan kesadaran tentang pentingnya media sederhana yang terbuat dati bahan bekas yang terdapat di sekitar lingkungan guru dan siswa, kita dapat mencatat tiga tujuan pembuatan media sederhana yang terkait satu dengan lainnya:
a. Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif.
b. Membangun berbagai alternative media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri(otonom), dan peduli terhadap orang lain dan lingkungannya.
c. Mengembangkan jaringan kerja (network) para guru dan pendidik untuk menggalang kerja sama dalam upaya mengembangkan berbagai media alternative yang kreatif, sederhana dan murah sebagai gerakan guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat.

2.2.2 Media Batang Lidi Sebagai Media Sederhana Dalam Upaya Peningkatan Berhitung Anak.
Media atau peraga batang lidi merupakan sarana sederhana dan murah. Pemilihan media atau peraga batang lidi dalam upaya peningkatan kemampuan berhitung anak disini sangat tepat sekali dikarenakan media tersebut mudah diperoleh. Batang lidi bisa kita dapatkan dimana saja, bisa berupa sapu ijuk atau tandan daun kelapa kering yang nantinya kita potong – potong dengan ukuran yang sama panjang.
Pemilihan batang lidi hendaknya memperhatikan segi praktisnya bagi anak yakni potongan batang lidi cukup panjangnya ( ± 10 cm ) serta dalam keadaan tumpul tidak runcing hal ini untuk menjaga keamanan bagi anak didik. Selain itu jumlahnyapun cukup memadai untuk melakukan penghitungan.

2 komentar:

Andy Uwais mengatakan...

sih.....ella mun om....

ndaah aja mengatakan...

artikel yg menarik pak
lnjutkan...

Posting Komentar