Menurut Gillian Porter Ladousse (1987:5) ‘role play’ berasal dari kata ‘role’ yang artinya ambil bagian dalam sebuah kegiatan khusus dan ‘play’ yang artinya peranan itu diambil/dipakai dalam sebuah lingkungan dimana siswa dapat mengembangkan sepenuhnya daya cipta dan bermain. Sekelompok siswa bermain peran di dalam kelas dengan baik sama halnya dengan sekolompok anak yang sedang bermain sekolah-sekolahan, perawat dan dokter, atau Star wars. Keduanya secara tidak sadar mengaktualisasikan dan dengan bermain peran mereka mencobakan pengetahuan dunia nyatanya dan mengembangkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan masyarakat. Kegiatan ini sangat menyenangkan dan tidak merusak pribadi siswa atau anak tersebut. Bermain peran ini akan dapat menumbuhkan kepercayaan diri daripada merusaknya.
Pernyataan yang hampir sama diungkapkan oleh Joanna Budden dalam http://www.teachingenglish.org.uk/think/speak/role_play.shtml (10 Oktober 2006), tentang role play bahwa role play is any speaking activity when you either put yourself into somebody else's shoes, or when you stay in your own shoes but put yourself into an imaginary situation, yang artinya adalah kegiatan berbicara dimana pemain dapat berperan menjadi orang lain atau dapat berperan menjadi dirinya sendiri tetapi berimajinasi dalam berbagai situasi. Orang yang berimajinasi adalah bahwa siswa dapat berperan dalam waktu tertentu sebagai jutawan, bintang film dan lain lain. Siswa juga dapat berpendapat seperti orang lain yang sedang mereka perankan. Sedangkan situasi imajinatif adalah bahwa bahasa yang digunakan menurut skenario situasi yang diperankan, misalnya di restoran, check in di bandara dan lain-lain.(Imaginary situations - Functional language for a multitude of scenarios can be activated and practised through role-play. 'At the restaurant', 'Checking in at the airport' ). Dengan demikian, role play adalah suatu kegiatan berbicara dimana pemain dapat berperan sebagai orang lain maupun dirinya sendiri dalam berbagai situasi imajinatif yang mampu mengembangkan kemampuan daya cipta dan bermain sepenuhnya.
1. Penggunaan Role Play sebagai Inovasi pembelajaran
Secara luas disetujui bahwa belajar terjadi bila kegiatan-kegiatannya menyenangkan dan dapat diingat. Jeremy Harmer yang dikutip oleh Gillian Porter Ladousse (1987:6) menegaskan, penggunaan role play digunakan dengan alasan sebagai berikut; a) menyenangkan dan memotivasi, b) siswa yang diam mendapat kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka ke arah kemajuan, lingkungan di dalam kelas dan di luar kelas menjadi tak terbatas serta menawarkan kesempatan penggunaan bahasa secara luas. Selain itu para siswa yang mendapat kesempatan menggunakan Bahasa Inggris bisa mengulang Bahasa Inggrisnya dalam situasi yang nyaman. Situasi nyata dapat tercipta dan para siswa mendapatkan keuntungan dari latihan. Kesalahan apapun yang mereka buat tidak membebani.
2. Manfaat Role Play sebagai inovasi pembelajaran
a.Banyak macam pengalaman bisa dibawa kedalam kelas lewat role play. Rentangan fungsi dan struktur bahasa dan luasnya kosakata yang diperkenalkan melaju/berkembang tanpa batas. Melalui role play kita bisa melatih siswa mengembangkan ketrampilan berbicara dalam berbagai situasi.
b.Role Play meletakkan siswa pada berbagai situasi yang bermanfaat untuk mengembangkan bahasa dalam memperlicin hubungan sosial
c.Beberapa orang sedang belajar Bahasa Inggris untuk tujuan kehidupanya; khususnya bagi orang yang akan bekerja atau bepergian ke luar negeri.
d.Role Play membantu kebanyakan siswa pemalu dengan menyediakannya sebuah topeng. Beberapa siswa pendiam mungkin mempunyai kesulitan dalam berinteraksi dan beraktivitas lainnya. Dengan role play siswa terbebas oleh karena mereka tidak merasa pribadinya terlibat.
e.Alasan terpenting menggunakan role play tidak lain adalah kegembiraan. Sekali siswa memahami dengan apa yang diharapkan, mereka menikmati imajinasinya.
Akhirnya, role play merupakan salah satu dari seluruh teknik komunikasi yang mengembangkan siswa lancar berbahasa, yang memajukan interaksi di dalam kelas, dan yang meningkatkan motivasi. Role play juga tidak hanya mendorong siswa belajar bersama rekan seusianya, tetapi juga meningkatkan kebersamaan guru dan siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses belajar. Role play mungkin merupakan teknik yang paling fleksibel dan guru-guru yang segera mengunakan role play dapat mempertemukan kebutuhan–kebutuhan yang tak terbatas dengan latihan bermain peran secara efektif dan tepat.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Role Play
a.Siap untuk berhasil
Role play di tingkat dasar. Mencoba memikirkan bahasa yang akan siswa gunakan. Siswa mungkin perlu ekstra dukungan untuk memiliki bahasa tersebut. Ketika mereka sedang bermain peran, siswa merasa telah dilengkapi dengan bahasa yang memadai. Untuk tingkat lebih tinggi, siswa tidak perlu banyak dukungan tetapi mereka perlu waktu masuk dalam peranan itu.
b.Peranan Guru
Beberapa kemungkinan peranan guru, yakni a) Fasilitator, siswa mungkin membutuhkan kosakata baru dari guru, b) Penonton: guru mengamati, memberi komentar dan nasehat pada akhirnya, c) Partisipan: kadang-kadang ikut ambil peranan pada permainan tersebut
c.Bawalah situasi kegiatan menjadi hidup. Bermain perang dengan mengambil cerita dan juga properti yang nyata, misalnya berperan sebagai pemilik pizza dengan pelanggannya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah diingat.
d.Tetap nyata dan relevan. Cobalah menjaga peranan siswa untuk bermain senyata mungkin. Walaupun itu sulit siswa diajak untuk membayangkan kegiatan tersebut terjadi di jantung kota di Inggris.
e.Feed in language. Saat siswa macet mendapatkan kata atau frasa, guru memberikan bantuan berperan seolah-olah sebagai kamus berjalan. Jika tidak guru bisa mengijinkan siswa untuk minta timeout guna mencari arti kata di kamus. Adalah pokok atau fundamen menyuapi siswa dengan bahasa yang dibutuhkan. Dengan demikian, siswa akan mempelajari kosakata dan tatabahasa alam lingkungan yang mudah diingat dan alami.
f.Pembetulan kesalahan. Ada banyak cara untuk membenarkan kesalahan ketika menggunakan teknik bermain peran. Beberapa siswa senang dibenarkan langsung setelah permainan selesai. Kalimat yang salah bisa ditulis dipapan tulis untuk dikoreksi bersama. Ada 3 cara dalam pembetulan kesalahan, yakni: 1) Self Correction Jika alat perekaman seperti video atau audiocasette ada, siswa diberi kesempatan mendengarkan hasil tampilannya dan merenungkan bahasa yang telah digunakan. Mereka mungkin dengan mudah memeriksanya, 2) Peer – correction. Teman sekelasnya bisa mengoreksi kesalahan temannya. Hati-hati untuk tetap menjaga bahwa koreksi teman sebaya merupakan pengalaman positif dan menguntungkan untuk keterlibatan semua siswa, dan 3) Buat catatan kesalahan-kesalahan yang umum demi keberhasilan pelajaran berikutnya agar siswa tidak kehilangan motivasi setelah dibetulkan. Negosiasi dengan siswa terlebih dulu bagaimana mereka ingin dikoreksi.
g. Gunakan imajinasimu dan bersenanglah.
Bermain peran yang paling sukses yang saya lakukan tahun lalu bersama dengan sekelompok remaja. Kelas dibagi dengan kelompok berpasangan dengan memerankan skater boy yang akhirnya mempertemukan mantan teman wanitanya diakhir konser. Hasilnya sangat lucu dan saya terkejut ketika mereka semua ikut ambil peranan. Akhirnya, Role play bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Anda mungkin terkejut dengan hasil akhirnya.
Dalam Role Play (Bermain Peran), pemain diminta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan "permainan peran" dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang menekankan pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah mengungkapkan suatu masalah atau kondisi nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau pembahasan materi tertentu. Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran, langkah penting adalah analisis dari bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan peran dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain.
Menerapkan role play ke dalam kelas dapat menambah variasi, perubahan dan kesempatan menghasikan bahasa dan juga memberikan banyak kesenangan. Role play juga dapat menjadi bagian dari kelas secara menyeluruh. Jika guru yakin bahwa kegiatan akan berlangsung dan dukungan penting tersedia akan membawa keberhasilan. Bagaimanapun juga jika guru tidak yakin akan kesahihan bermain peran maka dia jatuh ke dalam keinginannya tersebut. Oleh karena itu berpikirlah positif dan terus lakukan memungkinkan anda mendapatkan kejutan yang menyenangkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
pak guru desa yang baik, artikelnya bagus sekali, tapi sayang kok tidak diizinkan untuk mengkopi yak :p
Posting Komentar